Kamis, 02 April 2015

New Perspektif : Gravitasi sebagai konversi dari jarak menjadi Energi.

Menurutku Gravitasi adalah Konversi dari jarak menjadi Energi.

Einstein dari Rumus E=mc2 menyadari bahwa Energi dapat berubah menjadi masa, dan masa dapat berubah menjadi energi. penemuan Einstein ini merubah pandangan dunia masa itu mengenai masa dan energi.

Dari pengamatanku sebenarnya Newton telah menemukan hubungan antara Energi dan Jarak. Namun sayang ia merumuskan itu dalam bentum gaya Gravitasi, dan Energi potensial Gravitasi tidak dilihat sebagai bentuk perubahan timbal balik antara jarak dan Energi

dari rumus newton F = GmM /(r2)
                  Energi potensial Gravitasi (EpG) = Fr = GmM/r

Dimana F adalah gaya gravitasi
       G adalah konstanta gravitasi 6.673×10-11 N·(m/kg)2
       m.M adalah perkalian masa kedua benda, dan
       r adalah jarak  antara m dan M

implikasi -> Semakin jauh jarak kedua masa maka EpG semakin kecil
             Semakin dekat jarak kedua masa maka EpG makin besar

Artinya jarak berubah menjadi Energi ketika benda-benda saling mendekat, dan energi berubah menajadi jarak ketika benda2 saling menjauh.

Dalam gravitasi tidak ada batas jarak dan waktu kedua masa untuk dapat saling berinteraksi.(tidak seperti energi elektromagnetik dengan kec. konstan C). Berdasarkan fakta inilah maka saya menyimpulkan bahwa sebenarnya gravitasi adalah bentuk konversi jarak menjadi energi

Agar gravitasi dapat dilihat sebagai bentuk konversi jarak <-> energi, Kita perlu merubah pandangan kita tentang ruang dan jarak. Ruang ada jika masa dan energi ada. artinya, jika tidak ada masa dan Energi maka itu bukan ruang.

Jadi secara kosmologi, Universe adalah tempat segala masa dan energi berada. Di luar universe tidak dapat didefinisikan sebagai ruang, karena tidak ada energi/materi disitu dan tidak ada jarak disitu.

Anggap saja ada sebuah universe (U) yang isinya hanya 1 benda bermasa M, maka volume universe itu adalah volume benda itu sendiri. Lalu benda itu karena proses internal meledak menjadi 4 benda dengan masing2 masa seragam m dan jarak tiap benda seragam x (membentuk limas segitiga), maka volume universe itu adalah volume limas itu, dari perubahan volume (adanya jarak tiap m) itu gravitasi bekerja. semakin besar volume limas maka makin kecil energi gravitasi antar masa.

Tentu saja ledakan benda itu mengurangi masa total benda (E=mc2) sehingga 4m < M. Ukuran maksimum volume ledakan universe (U) itu sangat berpengaruh dengan m. Makin kecil m, maka makin besar volume maksimum universe (U). Volume maksimum terjadi pada titik balik dari pelebaran jarak menjadi pengecilan jarak antar masa akibat gravitasi.

Seberapa besar volume universe (U) itu dapat terjadi?
Anggap saja ledakan itu sangat dahsyat sehingga m setara dengan foton/neutrino, dan foton/neutrino adalah kuanta terkecil suatu partikel, maka universe (U) itu mencapai ukuran maksimum.

Lalu gravitasi kembali bekerja, menyatukan kembali ke 4 masa itu menjadi 1 benda, kembali ke volume awal. inilah hubungan timbal balik antara jarak, masa, dan energi.

Lalu bagaimana jika hanya ada 1 foton di universe U?
Jikalaupun hanya ada 1 foton di universe U, maka size/ukuran maksimum yang mungkin untuk universe itu ya ukuran foton itu. Dan ini tidak melanggar sifat gravitasi sebagai konversi jarak menjadi energi.

Implikasi dari gravitasi sebagai bentuk konversi jarak jadi energi adalah :
  1. Sekecil/sebesar apapun masa/energi dalam suatu universe, maka ada ukuran maksimum bagi universe itu dapat berkembang.
  2. Sekecil/sebesar apapun masa/energi dalam suatu universe, partikel di dalam universe itu tidak mungkin lolos dari universe itu. Bila ada usaha/energi dari luar universe itu untuk mengeluarkan partikel itu, sama saja menambahkan sejumlah energi di universe itu, yang menyebabkan ukuran maksimum universe bertambah, namun tetap partikel itu terikat oleh universe tersebut.
  3. Kita dapat mengasumsikan suatu universe berada di dalam universe lain. Misal Tata surya kita dapat diasumsikan sebagai suatu universe tersendiri yang berada di dalam universe galaxy bisa sakti, dan galaxy kita berada didalam universe yang sesungguhnya.
  4. Menambahkan 1 saja partikel (misal foton) ke dalam suatu universe adalah "pelanggaran besar" (big violation) pada universe tersebut, karena 1 partikel itu berinteraksi pada setiap masa dan energi dari universe tersebut. Semakin besar jumlah awal energi dan masa pada universe itu, makin besar pula pelanggaran pada hukum kekekalan masa dan energi. Kecuali ukuran "real" universe tersebut berkurang setara dengan energi partikel ditambah energi gravitasi partikel tersebut terhadap setiap masa dan energi dalam universe itu, maka itu bukan pelanggaran.
Dengan kata lain :
  • Gravitasi adalah pembungkus suatu universe atau
  • Gravitasi mendefinisikan ukuran/size suatu uniiverse.
Seberapa besar suatu universe mencapai volume maksimum juga tergantung dari pemahaman manusia mengenai partikel terkecil. Apakah Neutrino atau Kuark? Anggap saja kita sepakat Neutrino adalah satuan partikel terkecil karena quark sifatnya tidak stabil, maka :

hitung energi gravitasi untuk 2 bh neutrino berjarak 1 meter. misal nilainya xx joule

lalu buat persamaan kesetaraan energi dan jarak

 E = konstanta  x r
xx = konstanta  x 1 meter

maka konstanta kesetaraan itu adalah xx

Mari kita hitung :
Masa neutrino(m) = 0.320 ± 0.081 eV/c2 yaitu sekitar 5.7045179 × 10-37 kilograms
Konstanta Gravitasi(G) = 6.673×10-11N·(m/kg)2

E = GmM/r
   =  (6.673×10-11N·(m/kg)2  *  (5.7045179 × 10-37 kg) * (5.7045179 × 10-37kg))/1 m
   =  2.1714959 x 10-83joule

E = konstanta x r
2.1714959 x -83joule  = konstanta x 1 meter
konstanta konversi  jarak menjadi energi  = 2.1714959 x 10-83 joule / meter

atau konstanta konversi  energi menjadi jarak = 1/ 2.1714959 x 10-83 joule / meter
                                                                          = 4.60512036 x 1082meter/joule

Artinya Energi 1 joule setara dengan jarak yang memisahkan 2 buah neutrino sejauh 4.60512036 x 1082 meter

woww..... merupakan suatu angka yang sangat-sangat besar                    
----------------------------------------------------------------------------------------------------
Catatan :

Rumus E = konstanta x R dapat diperoleh dengan 2 cara :

cara 1 : Pengamatan langsung dari Alam, seperti cara Doppler / Mersene membangun hukumnya, yaitu dengan menggunakan kesetaraan, lalu semua kesetaraan digabungkan menjadi satu rumus fisika yang lengkap.
cara 2 : Dari hasil perhitungan rumus fisika yang sudah ada. ini cara yang ku pilih.

Saya gunakan cara ke 2, yaitu rumus gravitasi : E = GmM/R sebagai bentuk konversi.

artinya : Jika jarak 2x lipat, maka EpG tinggal 1/2  (atau sebaliknya)

Saya juga bisa gunakan rumus Energi kinetik : Ek = F.R sebagai bentuk kesetaraan.

artinya : Jika jarak 2x lipat, maka Energi kinetik jadi 2x lipat

karena itu pastilah E setara dengan R
maka dapat dibenarkan jika saya katakan E = konstanta x R.

saya menggunakan energi kinetik karena :
1. baik gravitasi maupun kinetik sama-sama energi. Satu2 nya energi yang dapat mencegah bumi jatuh ke matahari adalah energi kinetik, sehingga bumi mengambil lintasan elips, dan jika EpG tidak ada, maka bumi akan bergerak lurus dengan kecepatan konstan, dan rumus (Ek = 1/2 MV2) berlaku.

2. Energi Gravitasi dapat dilihat sebagai energi kinetik, kita anggap saja bumi sebagai titik acuan yang diam dan benda di ketinggian h sebagai benda yang mengalami percepatan konstan, maka rumus EpG = Ek = F.r

Terima kasih.

Jika anda setuju dengan artikel ini, tolong dibagikan.... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar